Pasar Seni ITB: Tak Harus Rutin

Penantian para pelaku dan penikmat seni terbayar sudah. Setelah rehat selama beberapa tahun, Pasar Seni ITB kembali digelar, Minggu (10/10), dengan tema ‘Sesuatu Yang Terlupakan’. Lebih dari 10.000 pengunjung memadati event tersebut. Ketua Pelaksana Pasar Seni ITB 2010 Indra Audipriatna mengatakan, Pasar Seni ITB pertama kali diadakan pada tahun 1972. Rentang waktu penyelenggaraan acara tidak rutin. "Kadang dua tahun sekali. Pernah empat tahun baru diadakan lagi," tuturnya.
Tidak konsistennya acara tersebut lebih disebabkan karena feel para seniman. "Pasar Seni ITB tergantung suasana, mood, konteks, dan respons mereka yang saat ini sedang baik. Karena itu, kami sudah mulai bekerja." katanya.
Ditambahkan, Ayi Beutik, seniman sekaligus panglima Viking, “Tidak ada masalah dengan waktu, yang penting karya seninya. Percuma mun dek sapuluh tahun atawa tiap taun ge ai karya seni na eweuh mah.” ungkapnya.
Ini merupakan Pasar Seni yang ke-10 sejak diadakan tahun 1972. Pasar Seni tahun ini diramaikan sekitar 350 stan, di antaranya stan seniman, delegasi, produk, makanan, souvenir serta berbagai panggung pertunjukan, mulai dari panggung rasa, jalan seni, kampung seni tradisi (sawah), jamming area. (Tommi Andryandy)